Sms Gratis

Home » » Kopassus

Kopassus

Sistem Rekruitmen Prajurit
Komando Pasukan Khusus

Sehebat
apapun sebuah pasukan
kalau terus menerus harus berada di
medan perang yang sama, pastilah
akan mengalami kerugian. Menurut
Sun Tzu II, kalaupun menang
tentulah
ditebus dengan kerugian yang amat
perih. Kuncinya adalah, para
jenderal
yang mengirim serdadu ke medan
perang haruslah memperhitungkan
kelelahan fisik dan mental yang akan
melanda pasukan. Mencapai batas
maksimum ketahanan
manusia, itulah yang ingin dikejar di
depo-depo pendidikan prajurit
komando. Prajurit ditempa dengan
sangat ganas sampai ia merasakan
kesakitan yang tidak pernah
terbayangkan olehnya. Ada pihak
menyebutnya tidak manusiawi. Tapi
apakah perlakuan yang akan
diterima seandainya ia tertangkap
musuh akan lebih manusiawi? Tidak
hanya dilatih menghadapi siksaan
musuh, juga menghadapi
pertempuran lama dan melelahkan
seperti yang dikhawatirkan Sun Tzu
II. Kopassus saat ini memiliki dua
grup
tempur berseragam (Parako): Grup
1
di Jakarta dan Grup 2 di Kartosuro,
Solo. Satu lagi disebut Grup 3 Sandi
Yudha yang tak lain blue jins
soldiers
serta makin lengkap dengan Satuan
81 Penanggulangan Teror. Setingkat
dengan keempat unit adalah Pusat
Pendidikan Kopassus di Batujajar.
Kelima satuan ini dipimpin perwira
berpangkat kolonel. Grup 1 memiliki
karakter keras, cepat
dan militan. Karakter yang menjadi
identitas satuan ini merupakan
warisan dari senior pendahulu.
Karakter itu terus dipertahankan
dari
generasi ke generasi hingga akhirnya
menjadi trade mark satuan. Sebagai
satuan tempur, Grup 1 sangat lah
ideal. Semua anggota tinggal di
komplek markas yang terawat
dengan baik. Fasilitas latihan sangat
memadai. Mulai dari dari halang
rintang, hutan, kolam renang,
menara,
lapangan tembak 600 dan 300
meter,
lapangan tembak pistol serta sebuah
lapangan tembak bulat 15 meter.
Lapangan ini digunakan untuk
mengasah kemampuan tembak
reaksi, fasilitas CQB (close quarter
battle) tengah dibenahi. Untuk
menjawab kebutuhan gerak cepat,
tersedia tiga heli pad. Lalu jika
ditelusuri track yang mengitari
markas
di samping pagar pembatas,
panjangnya 5,5 kilometer. Jalanan
ini
biasa digunakan untuk jogging tiap
senin dan tanggal 17. Ada beberapa
tahapan yang mesti
dilalui bagi warga negara Republik
Indonesia untuk menjadi prajurit
Kopassus. Secara umum harus lulus
pendidikan pembentukan sesuai
tingkatan. Mulai dari Secata (Sekolah
Calon Tamtama), Secaba (Sekolah
Calon Bintara), Sepa PK (Sekolah
Pembentukan Prajurit Karir) dan
Akademi Militer. Setelah lolos dari
saringan penerimaan, mereka
melanjutkan ke tahap pendidikan
kecabangan, pendidikan para dasar,
latihan komando selama tujuh bulan
yang berakhir dengan pembaretan di
Nusakambangan. Setelah di satuan
akan ditambahkan dengan materi
spesialisasi dasar. Bagi yang
melewati pintu masuk dari
Sepa PK dan Akademi Militer,
pendidikan para dan komando baru
dilakukan setelah dilantik sebagai
perwira. Pendidikan komando
bertujuan untuk mendidik dan
mengembangkan kemampuan
prajurit Kopassus sehingga mampu
baik secara individu dan kelompok
melaksanakan operasi komando.
Dalam proses rekrutmen, Kopassus
menerapkan standar di atas rata-
rata.
Dari postur tubuh saja, minimal 168
sentimeter. Bahkan era Prabowo
Subijanto pernah mencapai 170
sentimeter. Penerapan standar tinggi
ini tentu dengan maksud untuk
mendapatkan sosok prajurit yang
tangguh dan berwibawa. Dari semua
tahapan pendidikan di atas, materi
komando diakui paling berat.
Namun
justru dari sinilah awalnya
pembentukan prajurit individu
seperti
yang dibutuhkan Kopassus sebagai
komando tempur. Kenyataannya
walau seberat apapun, toh generasi
muda tetap berduyun-duyun
mengikuti seleksi penerimaan
anggota Kopassus. Ada kebanggaan
memang ketika baret merah melekat
di kepala. Mayor Inf Sarwo Edhi
Wibowo yang
banyak membawa angin perubahan
dalam pendidikan komando.
Komandan ke 4 ini menata materi
pendidikan lebih sistematis dan
terarah sesuai kebutuhan. Termasuk
mencari daerah latihan Akhir dari
penyempurnaan adalah
ditetapkannya tahapan pendidikan
komando: Tahap Basis, Gunung dan
Hutan serta Tahap Pendaratan Laut.
Waktu pendidikan ditetapkan selama
20 minggu. Periode pelatihan dibagi
atas Latihan Dasar Komando (10
minggu), Gunung dan Hutan (enam
minggu) dan Pendaratan Laut (empat
minggu). Dalam ketiga tahapan ini,
siswa komando menerima 63 materi
pelajaran seperti teknik tempur,
baca
peta, pionir, patroli, survival, naik
gunung serta pendaratan dengan
kapal motor dan pendaratan amfibi.
Pada masa setelah itu, waktu
pendidikan mengalami peningkatan
menjadi 22 minggu. Malah karena
kebutuhan organisasi
dan lapangan yang terus meningkat,
tahun 1991 waktu pendidikan
menjadi 28 minggu. Para petinggi di
Mako Kopassus terus berupaya
mengupgrade kemampuan dan
keterampilan prajurit. Maka
diciptakanlan 28 jenis pendidikan
dan
kursus untuk mempertajam
kemampuan. Mulai dari pendidikan
sandi yudha, kursus pelatih
komando,
kursus pelatih sandi yudha, kursus
pelatih para, kursus pelatih free
fall,
kursus jump master dan kursus
pandu udara (path finder). Hingga
pertengahan 1990-an,
Kopassus akhirnya mencapai
pertumbuhan terbesarnya. Dari tiga
grup dikembangkan menjadi lima
grup. Kebutuhan personel
meningkat
dengan cepat. Ujung-ujungnya yang
kelimpungan adalah Pusdik Passus.
Untuk mengakalinya, akhirnya
gelombang pendidikan yang
sebelumnya sekali setahun dijadikan
dua kali. Dan untuk memberikan
jeda
refreshing kepada Pusdik, waktu
pendidikan dikurangi menjadi 20
minggu dengan tidak mengurangi
materi. Artinya terjadi pemadatan
materi. Dalam crash program ini
calon
prajurit diambilkan dan sejumlah
Kodam serta werving internal di
setiap grup Setelah kebutuhan
terpenuhi,
pendidikan komando kembali
menjadi 28 minggu setahun sekali.
Paket ini masih dipertahankan
hingga
hari ini. Pendidikan komando
diakhiri
di Nusakambangan. Sebelum acara
pembaretan, selalu diadakan demo
penutup dari siswa komando yang
disaksikan para undangan dan
keluarga siswa. Kopassus menyebut
demo saat matahari terbit ini
dengan
Seruko (Serangan Regu Komando).
Setelah menyelesaikan pendidikan
komando dan para dasar serta
berhak
menyandang brevet komando dan
baret merah, saatnya berdinas pun
dimulai. Prajurit-prajurit baru itu
disebar di
Grup 1 dan 2. Di Grup, pada tahap
awal mereka akan melaksanakan
orientasi untuk mendapatkan
gambaran tugas, nilai-nilai dan
tradisi
satuan barunya. Baru setelah itu
dibawah pembinaan Grup, mereka
menerima beberapa materi latihan.
Baik untuk meningkatkan
kemampuan, setidaknya memelihara
kualifikasi yang sudah diperoleh.
Tuntutan selama di Grup adalah
setiap prajurit minimal harus
mengikuti satu
kali tugas operasi. Tuntutan ini
adalah
syarat mutlak apabila salah satu dari
mereka dipromosikan ke Sat 81 atau
Grup 3. Pada masa menunggu
sebelum tugas operasi turun,
prajurit diberi pendidikan lanjutan.
Yaitu
pendidikan spesialisasi dan
pendidikan khusus di Sekolah
Pertempuran Khusus (Sepursus).
Sepursus diselenggarakan di Pusdik
Passus, Batujajar. Kemampuan yang
akan dikuasai ini sangat menunjang
dalam operasi komando. Karena
beroperasi dalam tim-tim kecil
dengan
menerapkan teknik-teknik
unconventional warfare,
pertempuran
yang dilakukan memang tidak
keroyokkan. Perebutan,
pengepungan, pencidukan,
penyekatan atau penculikan tokoh
musuh, adalah jenis pertempuran
yang tidak sembarangan. Untuk
itulah, materi-materi di Sepursus
diarahkan kepada kebutuhan tugas.
Meliputi PJD (Pertempuran Jarak
Dekat), perang kota, gerilya lawan
gerilya, selam militer dan antiteror.
Selain Sepursus, prajurit juga
diharuskan mengikuti pendidikan
spesialisasi. Jika Sepursus difokuskan
untuk level kelompok tempur, maka
pendidikan spesialisasi adalah
kecakapan individu untuk
mendukung kelompok tempur.
Kopassus menggunakan istilah regu
untuk kelompok tempur terkecilnya
yang berkekuatan 10 orang.
Pendidikan komando Melelahkan
dan meruntuhkan mental.
Itulah kesimpulan akhir dalam
pendidikan komando. Ada yang kuat,
setengah kuat dan yang gagal di
tengah jalan. Penilaian akhir
pendidikan komando dilakukan
secara akumulatif dari puluhan
materi
yang diberikan. Dari penilaian itu
akan
terlihat kecenderungan, kelebihan
dan kekurangan seorang prajurit.
Peserta gagal biasanya karena sakit.
Standar selama pendidikan di atas
rata-rata. Kalau nilai jasmani di
satuan
lain minimal 61, Kopassus
menerapkan angka 70. Nilai yang
sama untuk menembak. Yang berat
juga dalam urusan jasmani adalah
renang nonstop 2.000 meter dan
renang ponco menyeberangi selat
dari Cilacap ke Nusakambangan.
Setidaknya ada dua materi yang
bikin
bulu kuduk merinding dalam tahap
Perang Hutan. Yaitu Pelolosan dan
Kamp Tawanan Sebagian prajurit
Kopassus yang ditanya soal dua
materi ini hanya bisa tersenyum
tipis. "Berat, berat sekali tapi harus
dilalui
apapun yang akan terjadi," aku
seorang prajurit Grup 1. Pelolosan
diawali dengan dilepasnya
siswa satu demi satu di sebuah
tempat
di Nusakambangan. Dalam hitungan
tertentu, ia harus tiba di save house
di
pantai Permisan. "Kalau ditarik
garis,
itu dari ujung ke ujung pulau hingga
berakhir di Permisan," jelas Kapten
Inf
Agus Widodo, Perwira Seksi Intel
Grup
1. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi
hingga paling lambat memasuki save
house pukul 10 malam.
Setelah dilepas instruktur, siswa
yang tidak dibekali apapun itu harus
mampu menembus segala rintangan
selama di perjalanan. Rintangan baik
dari alam atau rekaan para
instruktur.
Rekaan instruktur bisa berupa
tembakan atau dikejar sampai
tertangkap. "Kami harus berupaya
agar tidak tertangkap, karena
tertangkap sama saja gagal
melaksanakan tugas," kata Agus. Apa
jadinya kalau tertangkap? Bayangkan
saja perang sungguhan ketika
seorang tentara musuh tertangkap.
Dimasukkan ke dalam tahanan lalu
diinterogasi dan disiksa sampai buka
mulut. Gebukan, tendangan,
hantaman benda keras dan sejumlah
siksaan lainnya yang mungkin tidak
bisa disebutkan, harus diterima bagi
yang tertangkap. Katanya sejumlah
tentara asing mengakui bahwa
materi
ini tidak manusiawi. Menurut
Kapten
Agus, latihan ini membuat mereka
betul-betul sadar ancaman yang bisa
saja diterima dalam sebuah
pertempuran.

Hayo?
Ada yang minat jadi Kopassus?

Share this article :

0 komentar:

Template information

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Wira Yudhastra Blog's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger